Senin, 25 Juni 2012


ARTIKEL KEBUDAYAAN
SEDEKAH BUMI

v  Pendahuluan
Di Jawa Tengah ada banyak sekali jenis upacara atau tradisi yang sedikit banyak berhubungan dengan kepercayaan yang berasal dari tradisi zaman sebelum islam. Kebudayaan Hindu yang datang ke Indonesia pada dasarnya sama dengan kebudayaan Indonesia asli, keduanya lahir dari kebudayaan Austria, berasal dari bagian tenggara dataran Asia yang terpecah menjadi dua yaitu Austro Asia dan Austronesia. Kebudayaan Austro Asia melahirkan kebudayaan Dravida dan kebudayaan Austronesia melahirkan kebudayaan-kebudayaan di kepulauanIndonesia (Kamil Karta Paradja, 1990;26).
        Tak heran bila Negara Indonesia telah dikenal diantara Negara-negara di dunia, yang memiliki kekayaan akan budaya-budaya yang mempunyai nilai-nilai falsafah tinggi. Oleh karena itu pantaslah apabila kita selaku warga Negara Indonesia ikut berperan secara aktif memelihara, menjaga kelestariannya dan ikut mengembangkan elemen-elemen kebudayaan yang pada dasarnya mengandung nilai-nilai luhur serta mencerminkan keagungan dan keluhuran budi bangsa Indonesia.
           Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar (Van Vollenhoven, 1981;180).
Jadi kebudayaan merupakan hasil budi dan daya manusia, kebudayaan tumbuh secara akumulatif, sadar dan sengaja, kebudayaan sangat besar artinya bagi suatu bangsa, artinya dengan kebudayaan bangsa itu akan nampak sempurna tingkat hidupnya. Kebudayaan diperoleh melalui proses belajar serta secara turun temurun dari nenek moyang sebelumnya. Kebudayaan mempunyai beberapa bagian, salah satu bagian dari kebudayaan adalah tradisi. Di pulau jawa terdapat banyak sekali peninggalan dari kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun, peninggalan tersebut bisa berwujud benda seperti candi-candi, tempat peribadatan atau yang lain dan peninggalan yang berujud tradisi seperti tradisi guar bumi, tradisi rarakaan, tradisi kematian, tradisi tingkeban, tradisi sedekah laut, tradisi sedekah bumi, tradisi keagamaan dan lain sebagainya.  
Dari peninggalan nenek moyang di atas tradisi sedekah laut merupakan bentuk kegiatan tradisi yang tidak semua orang melaksanakannya, artinya hanya untuk orang-orang tertentu yang mempunyai kepentingan di dalamnya. Akan tetapi hal tersebut menjadi suatu yang menarik, karena tradisi sedekah laut sudah menjadi milik umum masyarakat pulau jawa, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah pantai. Tradisi sedekah laut adalah pembuangan sesuatu benda ke dalam/tengah laut atau ke dalam air sungai yang mengalir ke laut.
Definisi lain menjelaskan bahwa tradisi/upacara sedekah laut adalah memberi macam-macam sesaji kepada yang mbau rekso atau yang menguasai laut selatan yang dikenal dengan sebutan kanjeng ratu kidul. Kepercayaan tentang adanya kanjeng ratu kidul bukan hanya dimiliki oleh masyarakat nelayan saja, tetapi sudah menjadi milik masyarakat jawa pada umumnya. (http;//kpr2.krpdiy/elearning/sharef ile.)

v  Isi
Berbagai macam acara dapat dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia yang diperoleh pada masa kehidupannya . Upacara sedekah laut adalah salah satu perwujudan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh Kelompok Nelayan Sidakaya, Donan , Sentolokawat, Tegalkatilayu, Lengkong, Pandanarang, PPSC dan Kemiren.
Tradisi sedekah laut bermula dari perintah Bupati Cilacap ke III Tumenggung Tjakrawerdaya IIIyang memerintahkan kepada sesepuh nelayan Pandanarang bernama Ki Arsa Menawi untuk melarung sesaji kelaut selatan beserta nelayan lainnya pada hari Jumat Kliwon bulan Syura tahun 1875 dan sejak tahun 1983 diangkat sebagai atraksi wisata.
Upacara sedekah laut sebelum hari pelaksanaan didahului dengan prosesi nyekar atau ziarah ke Pantai Karang Bandung (Pulau Majethi ) sebelah timur tenggara Pulau Nusakambangan yang dilakukan oleh ketua adat Nelayan Cilacap dan diikuti berbagai kelompok nelayan serta masyarakat untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tangkapan ikan pada musim panen ikan melimpah dan para nelayan diberi keselamatan. Disamping upacara nyekar juga mengambl air suci/ bertuah di sekitar Pulau Majethi yang menurut legenda tempat tumbuhnya bunga Wijayakusuma.
Upacara ini didahului dengan acara prosesi membawa sesaji (Jolen) untuk dilarung ke tengah laut lepas dari Pantai Teluk Penyu Cilacap dari dalam Pendopo Kabupaten Cilacap menuju arah Pantai Teluk Penyu dengan diiringi arak-arakan Jolen Tunggul dan diikuti Jolen-Jolen pengiring lainnya oleh peserta prosesi yang berpakaian adat tradisional Nelayan Kabupaten Cilacap tempo dulu. Setibanya di Pantai Teluk Penyu sesaji kemudian di pindahkan ke kapal Nelayan yang telah dihias dengan hiasan warna-warni untuk di buang ketengah lautan di kawasan pulau kecil yang di sebut PulauMajethi.
Pada malam harinya acara dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian tradisional di tiap-tiap desa/ kelurahan oleh kelompok Nelayan yang bersangkutan.
Tradisi sedekah laut, di laut selatan yang terletak di kabupaten Cilacap diadakan setahun sekali yaitu pada bulan Sura/Muharam bertepatan dengan hari Jum’at kliwon atau Selasa kliwon. Dipilih hari mana yang terdapat dalam bulan itu. Secara umum maksud dari pada diadakannya tradisi ini yaitu untuk memohon keselamatan bagi para nelayan dan keluargannya agar supaya di dalam menunaikan tugas sehari-hari sebagai nelayan tidak mendapatkan gangguan dan diharapkan mendapatkan hasil yang banyak juga. Selain itu juga sebagai ungkapan rasa syukur para nelayan atas apa yang telah diperoleh selama setahun ini yaitu hasil ikan yang berasal dari laut maka mereka mengadakan selamatan tradisi sedekah laut (Sikamto, 07-12-2009).
Dari berbagai pandangan tersebut, nampak jelas bahwa tradisi sedekah laut  merupakan sesuatu yang melekat pada kehidupan masyarakat manusia untuk itu perlu dilestarikan dan dikembangkan agar tetap merupakan kekayaan nasional pada umumnya. Sedekah laut telah menjadi tradisi yang sangat kuat dilaksanakan olah nelayan Cilacap tanpa lapuk oleh perubahan zaman apapun dan memilki daya tarik yang kuat untuk dijadikan event atraksi wisata budaya sambil menggali dan melestarikan budaya bangsa, maka peneliti sebagai warga Cilacap khususnya yang cinta akan kebudayaan daerah dan budaya nasional, tertarik untuk melakukan penelitian terhadap “Tradisi Sedekah Laut di Pantai Cilacap Utara”. (Suatu Tinjauan Sejarah Tentang Upaya Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Lokal Masyarakat Cigimbal Desa Tritih Kulon Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap.

v  Penutup
Jadi menurut masyarakat pesisir, melakukan upacara persembahan sedekah Laut merupakan tradisi turun menurun yang  dilakukan di hampir semua wilayah Indonesia terutama di jawa. Dan itu merupakan ungkapan rasa syukurnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas Hasil Alam yang telah mereka peroleh. Dan itu dilakukan setiap tahunnya
Dari peninggalan nenek moyang di atas tradisi sedekah laut merupakan bentuk kegiatan tradisi yang tidak semua orang melaksanakannya, artinya hanya untuk orang-orang tertentu yang mempunyai kepentingan di dalamnya. Akan tetapi hal tersebut menjadi suatu yang menarik, karena tradisi sedekah laut sudah menjadi milik umum masyarakat pulau jawa, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah pantai. Tradisi sedekah laut adalah pembuangan sesuatu benda ke dalam/tengah laut atau ke dalam air sungai yang mengalir ke laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar